LAPORAN PERTEMUAN TECHNICAL BREEFING MEETING DI JAKARTA 28 APRIL 2011
Pertemuan dihadiri oleh beberapa pihak yang membidangi pemasalah Avian Influenza di Indonesia, beberapa kajian menarik seputar penanganan dan penanngulangan Aviian influenza. Penyampain materi Oleh Mr Abdurrahman menngambil judul “ Policy on AI Vaccin, including development of new AI Vaccine dan mechanism of regristration” dalam hal ini secara garis besar beliau menyampaikan beberapa kandidat vaksin yang akan di produksi pada akhir tahun 2010 , namun hingga saat ini belum bisa terealisasi karena beberapa kedla teknis dan non teknis, kandidat virus tersebut adalalah A/chicken/ PWT…/ 2006 ; A/chicken / pekalongan/2007; A/chicken/west java-garut/2007; A/chicken/ west java- Nagrak/ 2007 sedangkan untuk uji tantang menggunakan A/chicken/west java subang/26/2007; A/ chicken/ west java-SMI PAT/2006.
Perkembangan terbaru tentang program Antigenic cartografi dari OFFLU disampaikan oleh Dr Hartaninsih yang membahas seputar kegiatan offlu dari tahun 2009 hingga sekarang, segala proses dalam pembuatan awal kerangka tehnik antigenic cartografi disampaikan secara singkat sehingga sampai sekarang. Secara garis besar ibu Nining menyampaikan bahwa program Antigenic cartografi ini sangat penting bagi pemerintah Indonesia terutama Indonesia sebagai pengguna vaksin dalam program penanggulangan wabah Avian Influenza. Sehingga pemilihan vaksin yang tepat dan akurat harus ditentukan secepatnya karena penggunaan vaksin yang tidak tepat akan menambah masalah baik teknis dan non teknis , dalam hal ini di jelaskan bahwa penggunaan vaksin yag tidak tepat menyebabkan mutasi genetic yang akan memperparah keadaan selain itu seeding virus akibat aplikasi vaksin yang tidak tepat akan menambah angka kasus IA di Indonesia bertambah baik unggas atau manusia dan tentunya pemborosan anggaran belanja Negara., dari Offlu menyarankan atau merekomendasikan bahwa penggunaan antigen A/Chicken/ Wates-1/2004 merupakan kandidat vaksin yang bagus untuk Indonesia, dilihat dari uji Antigenic cartografi yang di tantang dengan sekitar 370 isolat dari seluruh Indonesia, selain itu OFFLUmasih mengharapkan masukkan informasi dari Sektor 1 dan 2 untuk melengkapi data yang selama ini hanya di peroleh data sirkulasi virus di sector 3 dan 4, pada dasarnya memang dari pusat cartografi mengalami kesulitan untuk kmendapatkan isolate dari sector 1 dan 2 karena kecenderungan isolate tersebut dari perusahaan yang besar yang menerapkan biosecurity yang bagus sehingga jarang bisa sampai isolate-isolate tersebut keluar dari lingkungan mereka.
Data terbaru dari Program Antigenic Cartografi secara teknis di lakukan di BBVET wates sebagai pusat antigenic cartografi, beberapa data terbaru dalam pengerjaan isolate virus dari seluruh DIC telah masuk sehingga menambah data perkembangan Evolusi virus avian Influenza di Indonesia, ada hal yang menarik dari tahun ke tahun perkembangan virus-virus yang terpapar pada tahun 2008 hingga tahun 2011, dari data Prescreening test menunjukkan bahwa dari 3 panel yang di ujikan yaitu A/chicken/SMI HAMD/2006 ; A/chicken/KONAWE/2007 A/chicken/TASIKSOL/2006, pada tahun 2008 isolate virus yang bersirkulasi homolog dengan isolate virus SMI HAMD, 2006, namun setelah tahun 2010 hingga awal 2011 berevolusi bergerak menuju isolate virus yang homolog dengan TASIKSOL, 2006, hal ini sebenarnya sangat mengkhawatirkan karena isolate virus TASIKSOL sebenarnya banyak berasal dari breeding farm, yang di curigai kemungkinan dari Sektor 1 dan 2 , pada hal informasi tersebut dari data antigenic cartografi sangat terbatas, jadi ada kemungkinan kebocoran virus Dario hasil vaksinasi yang dilakukan dari sector 1 dan 2 , hal ini di tengarahi karena ayam-ayam yang setelah di vaksinasi mengalami sedding virus yang telah mengkotaminasi dissector 4 , belum lagi adanya perubahan secara genetic maupu antigenic katrena percepatan mutasi dari virus AI. Hal ini perlu menjadi perhatian dimana apabila terjadi kesalahan dalam menentukan sit virus akan berakibat fatal dalam mempercepat terjadinya mutasi virus Avian Influenza.
BBvet wates sebagai pusat antigenic cartografi menginformasikan bahwa perkembangan dari virus-virus kiriman dari semua DIC telah terkumpul sejumlah 370 isolat yang diuji pre screening test, BBVDenpasar sejumlah 19 ; BBVMaros sejumlah 23; BBV Wates sejumlah 269; BPPV Medan sejumlah 4; BPPV Bukit tinggi sejumlah 38, BPPV Lampung sejumlah 9; BPPV Banjar baru sejumlah 7 dan BPPV Subang sejumlah 1, berdasarkan tahun isolate virus yang terkumpul pada tahun 2008 sejumlah 79 isolate; tahun 2009 sejumlah 224 isolate, tahun 2010 sejumlah 63 isolate dan di tahun 2011 sejumlah 4 isolate, kalau berdasarkan Species terkumpul untuk species Burung sejumlah 3 isolate, Ayam sejumlah 334 isolate, Bebek sejumlah 7 , angsa sejumlah 2 isolate, entok sejumlah 14 isolate, Babi sejumalh 6 isolate dan Puyuh sejumlah 4 isolate.
Proses selanjutnya BBVet Wates , menseleksi virus – virus yang sedang berevolusi dan menguji dengan lengkap dengan menggunakan semua panel antigenic cartografi, yang terdiri Antigen dan Antisera referent sehingga bisa di plotkan kedalam peta MDS (Multidimentional scale), apabila sudah tercitrakan di dalam peta MDS apabila tambak beberapa isolate virus menglami perubahan posisi dari semestinya makan akan di lakukan proses Squencing, proses ini rencananya akan di lakukan oleh BBalitvet, Pusvetma, dan BBPV Bukit tinggi, dan satu laboratorium Referent di AAHL (Australian Animal Health Laboratori) di Geelong Australia.
Aktivitas yang sekarng baru di persiapkan untuk langkah selanjutnya adalah menunggu hasil seleksi virus yang telah dikerjakan di BBvet Wates dan AAHL Australia, secara garis besar dari pemaparan kepala Pusvetma, BBalitvet dan BBPV bukittinggi, menyampaikan bahwa mereka siap dalam mengerjakan isolate yang di kirim dari BBVet Wates dalam bentuk c-DNA dan mereka menunggu hasil seleksi tersebut untuk segera di lakukan, selanjutnya ke-3 instansi tersebut mengharapkan bantuan dana operasional untuk pengerjaan Squencing mendatang karena terkait alat dan bahan yang akan digunakan sangat mahal.
Laporan tentang pengujian produck vaksin di samapaikan oleh kepala BBPMSOH, beliau telah menguji sekitar 20 produk vaksin yang telah teregister, artinya vkasin tersebut legal beredar di Indonesia, strain virus bervariasi yaitu H5N1, H5N9, H5N2 dan lainnya, dari beberapa vaksin tersebut seleh dujikan kepada hewan laboratorium khususnya ayam di peroleh hasil dan kesimpulan bahwa hanya vaksin-vaksin yang homolog yang menghasilkan titer yang tinggi dan dapat memproteksi AI secara maksimal, sehingga beliau merekomendasikan untuk segera menggunakan vaksin H5N1 dengan asal setrain tidak disebutkan secara detail dan segera menarik vaksin dengan setrain H5N2 karena sudah tidak efektif lagi dan mempengaruhi terjadinya mutasi virus AI menjadi semakin cepat.
Laporan hasil kegiatan Dr Umi purwanti, CMU, berkaitan dengan program INVAK, dalam hal ini belum mencapai kata kesimpulan karena dalam proses jalan penelitian, namun dari sebagian informasi yang di dapatkan bahwa program tersebut sudah berjalan seperti harapan atau tujuan yaitu menumbuhkan kesadaran peternak terutama sector 3 dan 4 yang cenderung kurang memperhatikan masalah vaksinasi untuk terus berpartisipasi aktif mevaksin ayam/unggas merekan secara benar tanpa harus membayar dalam aplikasinya, artinya swadaya masyarakat bisa di berdayakan secara maksimal.. Laporan terakhir disampaikan oleh dr Mastur AR Noor , tentang kejadian AI di Gorontalo, secara garis besar beliau menyampaikan bawa penanganan AI sudah dilakukan sesuai setandar, di gorontalo dalam hal ini mengambil jalan Stamping out dengan kompensasi, jadi daerah yang terkena wabah langsung di musnahkan unggasnya agar tidak menyebar ke daerah lain, hal ini karena kebetulan di daerah gorontalo baru akan mengadakan pemilihan kepala daerah sehingga hal ini menjadi point tersendiri bagi calon kepala daerah yang akan maju di tahun ini sekaligus menjadi kampaye yang bagus untuk menarik simpati masyarakat dalam menangani kasus AI secara baik dan arif.
Seluruh penyaji menyampaikan masukan dan hasil penelitian kepada Dirkeswan dengan baik sehingga di akhir session Dirkeswan memberikan masukan kepada peserta bahwa hasil ini akan di tampung dulu sebagai masukkan dan akan dibicaran kemabali ke rapat Komisi Ahli yang kan menentukan kesimpulan akhir dari penangan Out Br5eak AI di Indonesia sekaligus rekomendasi untuk seluruh jajaran UPT dan daerah kabupaten.
Pertemuan dihadiri oleh beberapa pihak yang membidangi pemasalah Avian Influenza di Indonesia, beberapa kajian menarik seputar penanganan dan penanngulangan Aviian influenza. Penyampain materi Oleh Mr Abdurrahman menngambil judul “ Policy on AI Vaccin, including development of new AI Vaccine dan mechanism of regristration” dalam hal ini secara garis besar beliau menyampaikan beberapa kandidat vaksin yang akan di produksi pada akhir tahun 2010 , namun hingga saat ini belum bisa terealisasi karena beberapa kedla teknis dan non teknis, kandidat virus tersebut adalalah A/chicken/ PWT…/ 2006 ; A/chicken / pekalongan/2007; A/chicken/west java-garut/2007; A/chicken/ west java- Nagrak/ 2007 sedangkan untuk uji tantang menggunakan A/chicken/west java subang/26/2007; A/ chicken/ west java-SMI PAT/2006.
Perkembangan terbaru tentang program Antigenic cartografi dari OFFLU disampaikan oleh Dr Hartaninsih yang membahas seputar kegiatan offlu dari tahun 2009 hingga sekarang, segala proses dalam pembuatan awal kerangka tehnik antigenic cartografi disampaikan secara singkat sehingga sampai sekarang. Secara garis besar ibu Nining menyampaikan bahwa program Antigenic cartografi ini sangat penting bagi pemerintah Indonesia terutama Indonesia sebagai pengguna vaksin dalam program penanggulangan wabah Avian Influenza. Sehingga pemilihan vaksin yang tepat dan akurat harus ditentukan secepatnya karena penggunaan vaksin yang tidak tepat akan menambah masalah baik teknis dan non teknis , dalam hal ini di jelaskan bahwa penggunaan vaksin yag tidak tepat menyebabkan mutasi genetic yang akan memperparah keadaan selain itu seeding virus akibat aplikasi vaksin yang tidak tepat akan menambah angka kasus IA di Indonesia bertambah baik unggas atau manusia dan tentunya pemborosan anggaran belanja Negara., dari Offlu menyarankan atau merekomendasikan bahwa penggunaan antigen A/Chicken/ Wates-1/2004 merupakan kandidat vaksin yang bagus untuk Indonesia, dilihat dari uji Antigenic cartografi yang di tantang dengan sekitar 370 isolat dari seluruh Indonesia, selain itu OFFLUmasih mengharapkan masukkan informasi dari Sektor 1 dan 2 untuk melengkapi data yang selama ini hanya di peroleh data sirkulasi virus di sector 3 dan 4, pada dasarnya memang dari pusat cartografi mengalami kesulitan untuk kmendapatkan isolate dari sector 1 dan 2 karena kecenderungan isolate tersebut dari perusahaan yang besar yang menerapkan biosecurity yang bagus sehingga jarang bisa sampai isolate-isolate tersebut keluar dari lingkungan mereka.
Data terbaru dari Program Antigenic Cartografi secara teknis di lakukan di BBVET wates sebagai pusat antigenic cartografi, beberapa data terbaru dalam pengerjaan isolate virus dari seluruh DIC telah masuk sehingga menambah data perkembangan Evolusi virus avian Influenza di Indonesia, ada hal yang menarik dari tahun ke tahun perkembangan virus-virus yang terpapar pada tahun 2008 hingga tahun 2011, dari data Prescreening test menunjukkan bahwa dari 3 panel yang di ujikan yaitu A/chicken/SMI HAMD/2006 ; A/chicken/KONAWE/2007 A/chicken/TASIKSOL/2006, pada tahun 2008 isolate virus yang bersirkulasi homolog dengan isolate virus SMI HAMD, 2006, namun setelah tahun 2010 hingga awal 2011 berevolusi bergerak menuju isolate virus yang homolog dengan TASIKSOL, 2006, hal ini sebenarnya sangat mengkhawatirkan karena isolate virus TASIKSOL sebenarnya banyak berasal dari breeding farm, yang di curigai kemungkinan dari Sektor 1 dan 2 , pada hal informasi tersebut dari data antigenic cartografi sangat terbatas, jadi ada kemungkinan kebocoran virus Dario hasil vaksinasi yang dilakukan dari sector 1 dan 2 , hal ini di tengarahi karena ayam-ayam yang setelah di vaksinasi mengalami sedding virus yang telah mengkotaminasi dissector 4 , belum lagi adanya perubahan secara genetic maupu antigenic katrena percepatan mutasi dari virus AI. Hal ini perlu menjadi perhatian dimana apabila terjadi kesalahan dalam menentukan sit virus akan berakibat fatal dalam mempercepat terjadinya mutasi virus Avian Influenza.
BBvet wates sebagai pusat antigenic cartografi menginformasikan bahwa perkembangan dari virus-virus kiriman dari semua DIC telah terkumpul sejumlah 370 isolat yang diuji pre screening test, BBVDenpasar sejumlah 19 ; BBVMaros sejumlah 23; BBV Wates sejumlah 269; BPPV Medan sejumlah 4; BPPV Bukit tinggi sejumlah 38, BPPV Lampung sejumlah 9; BPPV Banjar baru sejumlah 7 dan BPPV Subang sejumlah 1, berdasarkan tahun isolate virus yang terkumpul pada tahun 2008 sejumlah 79 isolate; tahun 2009 sejumlah 224 isolate, tahun 2010 sejumlah 63 isolate dan di tahun 2011 sejumlah 4 isolate, kalau berdasarkan Species terkumpul untuk species Burung sejumlah 3 isolate, Ayam sejumlah 334 isolate, Bebek sejumlah 7 , angsa sejumlah 2 isolate, entok sejumlah 14 isolate, Babi sejumalh 6 isolate dan Puyuh sejumlah 4 isolate.
Proses selanjutnya BBVet Wates , menseleksi virus – virus yang sedang berevolusi dan menguji dengan lengkap dengan menggunakan semua panel antigenic cartografi, yang terdiri Antigen dan Antisera referent sehingga bisa di plotkan kedalam peta MDS (Multidimentional scale), apabila sudah tercitrakan di dalam peta MDS apabila tambak beberapa isolate virus menglami perubahan posisi dari semestinya makan akan di lakukan proses Squencing, proses ini rencananya akan di lakukan oleh BBalitvet, Pusvetma, dan BBPV Bukit tinggi, dan satu laboratorium Referent di AAHL (Australian Animal Health Laboratori) di Geelong Australia.
Aktivitas yang sekarng baru di persiapkan untuk langkah selanjutnya adalah menunggu hasil seleksi virus yang telah dikerjakan di BBvet Wates dan AAHL Australia, secara garis besar dari pemaparan kepala Pusvetma, BBalitvet dan BBPV bukittinggi, menyampaikan bahwa mereka siap dalam mengerjakan isolate yang di kirim dari BBVet Wates dalam bentuk c-DNA dan mereka menunggu hasil seleksi tersebut untuk segera di lakukan, selanjutnya ke-3 instansi tersebut mengharapkan bantuan dana operasional untuk pengerjaan Squencing mendatang karena terkait alat dan bahan yang akan digunakan sangat mahal.
Laporan tentang pengujian produck vaksin di samapaikan oleh kepala BBPMSOH, beliau telah menguji sekitar 20 produk vaksin yang telah teregister, artinya vkasin tersebut legal beredar di Indonesia, strain virus bervariasi yaitu H5N1, H5N9, H5N2 dan lainnya, dari beberapa vaksin tersebut seleh dujikan kepada hewan laboratorium khususnya ayam di peroleh hasil dan kesimpulan bahwa hanya vaksin-vaksin yang homolog yang menghasilkan titer yang tinggi dan dapat memproteksi AI secara maksimal, sehingga beliau merekomendasikan untuk segera menggunakan vaksin H5N1 dengan asal setrain tidak disebutkan secara detail dan segera menarik vaksin dengan setrain H5N2 karena sudah tidak efektif lagi dan mempengaruhi terjadinya mutasi virus AI menjadi semakin cepat.
Laporan hasil kegiatan Dr Umi purwanti, CMU, berkaitan dengan program INVAK, dalam hal ini belum mencapai kata kesimpulan karena dalam proses jalan penelitian, namun dari sebagian informasi yang di dapatkan bahwa program tersebut sudah berjalan seperti harapan atau tujuan yaitu menumbuhkan kesadaran peternak terutama sector 3 dan 4 yang cenderung kurang memperhatikan masalah vaksinasi untuk terus berpartisipasi aktif mevaksin ayam/unggas merekan secara benar tanpa harus membayar dalam aplikasinya, artinya swadaya masyarakat bisa di berdayakan secara maksimal.. Laporan terakhir disampaikan oleh dr Mastur AR Noor , tentang kejadian AI di Gorontalo, secara garis besar beliau menyampaikan bawa penanganan AI sudah dilakukan sesuai setandar, di gorontalo dalam hal ini mengambil jalan Stamping out dengan kompensasi, jadi daerah yang terkena wabah langsung di musnahkan unggasnya agar tidak menyebar ke daerah lain, hal ini karena kebetulan di daerah gorontalo baru akan mengadakan pemilihan kepala daerah sehingga hal ini menjadi point tersendiri bagi calon kepala daerah yang akan maju di tahun ini sekaligus menjadi kampaye yang bagus untuk menarik simpati masyarakat dalam menangani kasus AI secara baik dan arif.
Seluruh penyaji menyampaikan masukan dan hasil penelitian kepada Dirkeswan dengan baik sehingga di akhir session Dirkeswan memberikan masukan kepada peserta bahwa hasil ini akan di tampung dulu sebagai masukkan dan akan dibicaran kemabali ke rapat Komisi Ahli yang kan menentukan kesimpulan akhir dari penangan Out Br5eak AI di Indonesia sekaligus rekomendasi untuk seluruh jajaran UPT dan daerah kabupaten.
Recent Comments